HANYA satu persen masyarakat Indonesia yang memahami GERD, suatu gangguan kesehatan akibat meluapnya asam lambung yang diderita empat juta orang Indonesia. Asam lambung dalam jumlah cukup diperlukan agar tubuh dapat mencerna makanan dengan baik.
Namun, jika berlebihan, asam lambung yang seharusnya berdiam di dalam lambung dapat meluap hingga keluar dari katup lambung dan menyebar hingga ke organ-organ tubuh lainnya.
Spesialis penyakit dalam dari divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM Jakarta, Dr H Ari Fahrial Syam SpPD KGEH MMB, mengungkapkan, penyakit akibat asam lambung umumnya mengenai tiga lokasi, yakni usus dua belas jari, lambung, dan kerongkongan.
Dyspepsia atau penyakit maag yang ditandai dengan rasa nyeri atau perih di lambung mungkin sudah populer di telinga masyarakat. Lain halnya dengan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) yang mungkin masih asing di telinga orang awam. Menurut Montreal Definition, GERD diartikan sebagai kondisi adanya aliran balik (reflux) dari isi lambung ke kerongkongan yang menyebabkan gejala mengganggu hingga terjadi komplikasi.
"Keluhan utamanya adalah rasa panas (heartburn) pada tulang belakang dada,yang terkadang disertai pahit atau enek seperti mau muntah akibat asam lambung yang naik ke kerongkongan," kata Ari dalam acara talkshow kesehatan tentang GERD yang diselenggarakan PT AstraZeneca Indonesia di Jakarta, Senin (4/5/2009).
Aliran balik tersebut tak hanya memicu sindrom GERD yang ditandai nyeri dada seperti terbakar tadi, melainkan juga menyebabkan luka pada kerongkongan (esofagitis). Imbas lainnya adalah atypical syndrome (seperti asthma reflux) yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan sulit diobati. Reflux esophagitis itu sendiri merupakan proses terjadinya erosi atau kerusakan pada dinding dalam kerongkongan akibat kerap terpapar asam lambung.
Jika tidak diterapi dengan baik, dapat menyebabkan komplikasi seperti penyempitan dan perdarahan pada kerongkongan, serta kondisi yang disebut Barrett's esophagus, yakni terjadi pembentukan jaringan pada dinding kerongkongan seperti yang ditemukan dalam usus.
"Perlukaan pada kerongkongan tadi jika terus berlanjut tanpa ditangani dalam jangka panjang berpotensi memicu terjadinya kanker kerongkongan," katanya.
Ari mengingatkan, GERD adalah penyakit kronis yang bisa mengarah pada komplikasi yang dapat menurunkan kualitas hidup pasien. Gejala GERD sangat samar dan umum, kendati ada beberapa yang bisa ditengarai sebagai kekhususan. Tak heran, sering kali pasien menyamakan pengobatan untuk kasus yang dialaminya dengan obat yang dijual bebas di pasaran (over the counter/OTC).
Demikian halnya gejala yang tersamar acap kali membuat pasien atau bahkan dokter salah menduga. Misalkan, seseorang yang mengalami suara serak tidak musti disebabkan infeksi saluran napas akibat virus misalnya, boleh jadi asam lambungnya yang bermasalah.
"Saat batuk atau pilek, asam lambung juga cenderung meningkat. Jika terdapat gejala seperti tiap pagi mulut terasa pahit, dada tidak nyaman, apalagi disertai penurunan berat badan, patut dicurigai kemungkinan Anda terkena GERD," papar Ari seraya mengungkapkan serangan GERD bisa terjadi beberapa kali dalam sehari, kendati produksi asam lambung biasanya memuncak pada pukul 22.00-23.00 (malam).
GERD dapat menyerang siapa pun tanpa mengenal kelompok usia. Namun, hingga kini angka prevalensi GERD belum diketahui secara pasti. Di negara-negara Barat sekitar 10 persen-20 persen populasi orang dewasa mengalami heartburn secara teratur setiap minggu. Sementara di Asia Timur angkanya berkisar dua persen-enam persen.
Sejumlah kalangan memperkirakan reflux esophagitis dirasakan oleh 50-65 persen penderita GERD. Saat ini di Indonesia juga belum ada angka pasti jumlah penderita GERD. Namun, menurut Ari, dari hospital base yang dapat ditelusuri, terdapat sekitar 20 persen dari total pasien yang berobat ke Departemen Ilmu Penyakit Dalam menyampaikan keluhan gejala GERD, mulai tingkat ringan hingga parah.
Hal senada dikemukakan Medical Affair PT AstraZeneca Indonesia, dr Mary Josephine. Menurut dia, pemahaman GERD di Indonesia memang masih sangat rendah, yakni hanya satu persen. Angka ini jauh lebih kecil dibanding negara Asia lainnya seperti Filipina (17 persen) dan Taiwan (13 persen). Padahal, saat ini sekitar empat juta orang Indonesia terserang GERD, tanpa mengetahui bagaimana metode penatalaksanaan gejala yang efektif.
http://lifestyle.okezone.com
Blog Archive
-
▼
2009
(882)
-
▼
November
(73)
- Too Much Treatment Can be Harmful
- How Industry Views the Research It Sponsors
- How Industry Views the Research It Sponsors
- Movie Popcorn a Health Horror
- More Evidence for Suppression of Research: the Cas...
- More Evidence for Suppression of Research: the Cas...
- What is the "Worst Biotech CEO" Worth?
- What is the "Worst Biotech CEO" Worth?
- Giving for Thanksgiving
- Is it Risky for a Doctor to Say, "I'm sorry"?
- No Free Speech for Comparative Effectiveness Resea...
- No Free Speech for Comparative Effectiveness Resea...
- Health Care for a Turkey
- Former McKesson CEO and Board Chairman Convicted o...
- Former McKesson CEO and Board Chairman Convicted o...
- Aetna Government Contract Discredited
- Aetna Government Contract Discredited
- Get Grandma a Computer
- Should Doctors Wear Neckties?
- Premature Ejaculation Spray
- New Guidelines on Pap Smears for Women
- Answer to the Medical Challenge
- My 2¢ on Mammogram Screening
- Medical Challenge
- Genzyme's "Remarkable Business'Strategy" and Conta...
- Genzyme's "Remarkable Business'Strategy" and Conta...
- Guidelines for Mammograms Changed
- Seeking NIH to fund studies on medical ethics, con...
- Seeking NIH to fund studies on medical ethics, con...
- Insurance Poll
- GERD (GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE)
- Food Selection for Gastric Bypass Patients
- The Editorial that Wasn't: Evidence for Systematic...
- The Editorial that Wasn't: Evidence for Systematic...
- Fertility Doc Uses Wrong Sperm
- Omnicare, IVAX Settle
- Omnicare, IVAX Settle
- Suppression of Clinical Trials of Sumatriptan
- Suppression of Clinical Trials of Sumatriptan
- New Treatment for Dupuytrens
- Answer to Medical Challenge.
- New Medical Challenge
- Boston Scientific to Plead Guilty (of Suppressing ...
- Boston Scientific to Plead Guilty (of Suppressing ...
- Academic Freedom and ED EHR's Down Under: Another...
- Academic Freedom and ED EHR's Down Under: Another...
- The Kelo Case Redux Once More: Pfizer Pulls Out an...
- The Kelo Case Redux Once More: Pfizer Pulls Out an...
- Health IT Personnel: Want To Bone Up On Technolog...
- Health IT Personnel: Want To Bone Up On Technolog...
- Shameless Corporation of the Week Award
- U.S. Should Focus on Primary Care
- Paging (and Paying) "Dr Coca-Cola"
- Paging (and Paying) "Dr Coca-Cola"
- It's Post Secret Day
- When to Take Tamiflu
- Who Sues for Malpractice?
- Academic Freedom and ED EHR's Down Under: An Update
- Academic Freedom and ED EHR's Down Under: An Update
- Is Someone at Jefferson Regional Medical Center Ly...
- Is Someone at Jefferson Regional Medical Center Ly...
- Big J&J Layoff
- 2009 a Pivotal Year in Healthcare IT
- 2009 a Pivotal Year in Healthcare IT
- Unreal Health Care Costs
- Glyconutrients and Inflammation
- Allergic Reactions
- Did a Yakuza Boss Pay "A Million Dollars for One L...
- Did a Yakuza Boss Pay "A Million Dollars for One L...
- A Bridge in Brooklyn and an Electronic Medical Rec...
- A Bridge in Brooklyn and an Electronic Medical Rec...
- A Weeks Worth of Food
- Fake Hymens For Non-Virginal Women
-
▼
November
(73)